Cari disini yach :)

Jumat, 11 Maret 2016

Soekarno dan Menuju Kemerdekaan Republik Indonesia

Sang Ploklamator yang selalu di kenag hingga 70 tahun kemerdekaan Bangsa ini. Ia lahir di Blitar dengan nama Kusno pada tanggal 6 juni 1991. Ayahnya adalah seorang guru di Surabaya bernama Raden Sukemi Sasrodiharjo dan ibunya berasal dari Bali. Peranannya sangat penting dalam  memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Dialah penggagas Pancasila, sekaligus Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama Mohammad Hatta pada tanggal 17 Augustus 1945.

Nama lengkap soekarno ketika lahir adalah Kusno Sasrodiharjo, karena sering sakit-sakitan namanya diganti menjadi Soekarno lantaran menurut kebiasaan orang Jawa. Ketika menjadi Presiden Republik Indonesia, ejaan nama Soekarno diganti sendiri menjadi Sukarno kerena menurutnya nama Soekarno menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Namun, dia tatap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tanggannya kerena tanda tangan tersebut tercantum dalam teks  Proklamasi Indonesia yang tidak boleh diubah. Sebagai pejuang, pada masanya Soekarno mendapat sebutan Bung Karno, yang kemudian populer dan dikenal hingga sekarang.

Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakenya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, kawan ayahnya bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya, dan menyekolahkannya di Hoogere Burger School (HBS). Di Surabayalah Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto. Soekarno kemudia bergabung dengan Organisasi Jong Java (Pemuda Jawa). Setelah tamat HBS pada tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (Sekarang ITB) di Bandung dan tamat pada tahun 1925. Ketika di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjito Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker yang merupakan pimpinan organisasi National Indische Partij.

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Ornagisasi ini menjadi cikal baka Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929. Dipengadilan Bangung, dia membela diri dengan pledoinya yang penomenal, “Indonesia Menggugat”. Dia dibebaskan dari penjara pada tanggal 31 desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo) yang merupakan pecahan dari PNI. Seokarno kembali ditanggap dan diasingkan ke Flores. Dengan alasan serangan penyakit malaria Soekarno dan keluarga dipindahkan ke Bengkulu. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Soekarno aktif dalam usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, diantaranya merumuskan Pencasila, UUD 1945, dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia, termasuk merumuskan naska Proklamasi Kemerdekaan. Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, bersama tokoh-tokoh nasional lain, soekarno mulai mempersiapkan diri. Setelah sidang BPUPKI, panitia yang terdiri 8 orang (resmi), panitia kecil yang terdiri dari  9 orang (panitia 9 yang menghasilkan piagam jakarta), Soekarno-Hatta mendirikan negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pada bulan Agustus 1945, Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan angkatan darat Jepang wilayah Asia Tenggara di Dalat, Vietnam. Dalam pertemuan itu Terauchi menyatakan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah urusan Rakyat Indonesia sendiri. Setelah pulang dari Dalat, terjadilah peristiwa Rengasdenglok pada tanggal 16 Agustus 1945. Saat itu Soekarno dan Muhammad Hatta “diculik” dan dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Taha Air (PETA), di Rengasdenglok, Kerawang, Jawa Barat. Tokoh pemuda yang “menculiknya” adalah Soekarni, Wikana, Singgih, dan Chairul Saleh.

Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamsaikan Kemerdekaan Indonesia kerena di Indonesia terjadi kevakuman setelah Jepang menyerah dan pasukan sekutu belum tiba. Namur Soekarno, Hatta dan para tokoh senior menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai menyerahnya Jepang terhadap sekutu. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan saat yang tepat untuk kemerdekaan Indonesia yakni tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan tangga 17 Ramadhan.  Pada tanggal 18 agustus Soekarno dan Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Kemudian dikukuhkan pada tangga 29 Agustus 1945 oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Pada tangga 19 September 1945  kewibawaan Soekarno bisa menyelesaikan peristiwa Lapangan Ikada tanpa pertumpahan darah, dalam peristiwa itu, sedikitnya 200.000 rakyat Jakarta siap bentrok degan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap. Terimah kasih cukup sampai disini dulu, mudahan bisa penulis lanjutkan kembali tulisannya. Wallahulmuwafieq Ila Aqhwamith Tharieq, Wassalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatu.  

Pustaka

Alejandro, Emdievi Y.G. 41 Diktator Zaman Modern. Visimedia. Jakarta 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar